Kamis, 14 Januari 2016

Makalah Makro Ekonomi Islam: Islamic General Equilibrium (Mazhab Mainstream)



MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM
Islamic General Equilibrium (Mazhab Mainstream)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi Islam



 
             

Disusun oleh:
 Marleta Heryanti (1316140390)

Perbankan Syariah Vc
                 
Dosen pengampu:
Khairiyah Elwardah, MA.


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
BENGKULU, 2016/1437 H









PEMBAHASAN
Islamic General Equilibrium (Mazhab Mainstream)

                Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan kebutuhan manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya. Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Qur’an Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam. [1]
            Perbedaannya terletak pada mekanisme menyelesaikan masalah ekonomi. Menurut pandangan mazhab mainstream bahwa penyelesaiannya masalah ekonomi tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an dan Assunnah. Sedangkan dalam pandangan kapitalisme klasik melalui bekerjanya mekanisme pasar dan sosialisme klasik melalui sistem perencanaan yang sentralistis. Karena sebagian besar dari tokoh mazhab mainstream ini adalah alumni dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika dan Eropa, maka kontribusi yang signifikan dari para tokoh mazhab mainstream adalah mampu menjelaskan fenomena ekonomi dalam bentuk model-model ekonomi yang canggih dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses menjelaskan ekonomi Islam dengan wajah ‘ilmu ekonomi’ sehingga mudah dipelajari dan enak dicerna bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi.
            Mazhab mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara mencapai tujuan. Mereka menyetujui tentang pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dengan tetap memberikan pandangan kritis terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu ekonomi, mahzab mainstream memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan manusia yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab mainstream mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka lebih moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga-lembaga regional dan internasional yang telah mapan sehingga dapat mensosialisasikan gagasan ekonomi dengan baik.[2]

A.    Kesimbangan di Pasar Uang
Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga pada tingkat keseimbangan. Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.
Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat keseimbangan. Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang sama dengan pasokan uang. Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity preference = Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan pendapatan.
Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap.  Hal ini dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang. Dengan demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang. Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut, kurva LM memiliki kemiringan positif.
Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik. Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga. Apabila seseorang mengalami kenaikan pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh   dengan  mengurangi  kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik.  Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga.
Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi pasar uang. Dengan demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva LM tidak memiliki daya gravitasi. Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun jumlah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik atau harga turun.
Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat imbal turun, orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity cost turun. Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi melalui proses pergantian portofolio kekayaan. Misal, penurunan tingkat imbal pertanian mendorong orang untuk menjual tanah pertanian  sehingga  harga jual dan sewa tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali naik.
Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak akan ada kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.

B.     Keseimbangan dalam fungsi Saving, investment, dan income
Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure—AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari komponen domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai impor (NX = X—M).
Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving) dibentuk oleh dua komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan swasta merupakan sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS = Y – T – C). Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran karena pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS = T – G).
Y = C + I + G
Y = C + S + T
C + S + T = C+ I + G
S + (T – G) = I
Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat bunga akan mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan nasional dan investasi. Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada tingkat bunga yang berlaku. Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga permintaan modal sama dengan pasokan.
Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai kurva IS. Kurva ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan dan investasi pada berbagai tingkat pendapatan. Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan.  Naiknya tingkat imbal harapan yang disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan mendorong perusahaan memperbesar pembelian barang-barang modal. Perusahaan akan mencari modal untuk membiayai investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio bagi hasil tidak berubah.
Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan permintaan modal akan naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif,  elastisitas penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat imbal hanya berpengaruh kecil pada tabungan.  Tabungan seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatannya.  Akibatnya, selisih tabungan dan investasi mengecil dan permintaan agregat meningkat.
Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi hasil. Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal harapan bagi pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil akan mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.

C.    Uang dan Perekonomian
Masuknya uang dalam perekonomian mengakibakan pembentukan keseimbangan umum pertumbuhan kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD =  AS.
Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang menentukan yaitu:[3]
1.      Keseimbangan pasar uang
2.      Keseimbangan pasar barang dan uang
Karena nilai-nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan-ketentuan hukum syariah tidak memperkenankan praktek-praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional tidak sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam, sehingga keberadaannya menjadi tidak ada dalam perekonomian yang menganut perspektif Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam tidak memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual sector-konsep IS-LM). Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai sebuah keseimbangan satu sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya identik dengan keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas ekonomi akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar barang dan jasa.
Dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil didukung secara signifikan oleh sector investasi dan penyediaan uang, maka kedua sector ini yang kemudian secara simultan dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan umum ekonomi (dalam perspektif Islam). Sector investasi menjadi sector pendukung aktifitas ekonomi riil yang begitu dominan perannya dalam corak perekonomian kontemporer saat ini. Aktifitas ekonomi yang begitu rumit dengan ruang lingkup yang cukup luas membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas yang penting dalam perekonomian. Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan lengkap jika tidak membahas keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai medium of transaction. Urgensi dari keberadaan uang telah menjadi sebuah keharusan bagi sistem ekonomi. Namun dalam Islam Uang tidak berperan lebih besar kecuali sebagai alat pembayaran atau alat penyimpan nilai (kekayaan).










                                                    


DAFTAR PUSTAKA

A.Karim Adiwarman. 2014.  Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

http://bit.ly/fxzulu, diakses pada  tanggal (30 Desember 2015, pukul 15: 45).
Huda Nurul. 2009. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis. Jakarta: Kencana.


[1]  http://bit.ly/fxzulu, diakses pada  tanggal (30 Desember 2015, pukul 15: 45).
[2] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 283.
[3] Adiwarman A.Karim, Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014), h. 51.