MAKALAH
EKONOMI MAKRO ISLAM
Islamic
General Equilibrium (Mazhab Mainstream)
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi Islam
Marleta
Heryanti (1316140390)
Perbankan Syariah Vc
Perbankan Syariah Vc
Dosen
pengampu:
Khairiyah Elwardah, MA.
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
BENGKULU, 2016/1437 H
PEMBAHASAN
Islamic
General Equilibrium (Mazhab Mainstream)
Pemikiran
ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna
dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-tokohnya dari
Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan
kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream
antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi, Khurshid
Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr dimana mazhab
mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak pada persoalan
kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan kebutuhan
manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan tidak terjadi
kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia artinya
ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu waktu
tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan
tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia
di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT “Dan sungguh akan
kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar”. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga
tidak terbatas artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan
lainnya demikian seterusnya. Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Qur’an
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut,
kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di
sini tidak ada perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam. [1]
Perbedaannya terletak pada mekanisme
menyelesaikan masalah ekonomi. Menurut pandangan mazhab mainstream bahwa
penyelesaiannya masalah ekonomi tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an dan
Assunnah. Sedangkan dalam pandangan kapitalisme klasik melalui bekerjanya
mekanisme pasar dan sosialisme klasik melalui sistem perencanaan yang
sentralistis. Karena sebagian besar dari tokoh mazhab mainstream ini adalah
alumni dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika dan Eropa, maka
kontribusi yang signifikan dari para tokoh mazhab mainstream adalah mampu
menjelaskan fenomena ekonomi dalam bentuk model-model ekonomi yang canggih
dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses menjelaskan ekonomi Islam dengan
wajah ‘ilmu ekonomi’ sehingga mudah dipelajari dan enak dicerna bagi mereka
yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi.
Mazhab mainstream memiliki anggapan
bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam
adalah dalam hal cara mencapai tujuan. Mereka menyetujui tentang pandangan konvensional
bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dengan tetap memberikan
pandangan kritis terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu ekonomi, mahzab
mainstream memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan
keinginan manusia yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab
mainstream mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka
lebih moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi
konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan
tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan
erat dengan lembaga-lembaga regional dan internasional yang telah mapan
sehingga dapat mensosialisasikan gagasan ekonomi dengan baik.[2]
A.
Kesimbangan
di Pasar Uang
Dalam
perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi
pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa interaksi
permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga pada tingkat
keseimbangan.
Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan uang
melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga
tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi.
Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya
untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan
permintaan uang diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut. Akibatnya,
harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan
terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan
uang.
Mekanisme sebaliknya akan terjadi
jika suku bunga berada di bawah tingkat keseimbangan. Opportunity
cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang
uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan
penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang
sama dengan pasokan uang. Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan
pasar uang dalam membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang
digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity
preference = Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan
dan penawaran dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika terjadi
perubahan pendapatan.
Peningkatan
pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
walau tingkat bunga tetap. Hal ini dapat digambarkan sebagai pergeseran
kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi
kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan
uang ini akan mendorong bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat
yang sama dengan pasokan uang. Dengan demikian, peningkatan pendapatan
menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang. Untuk menggambarkan hubungan
positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut, kurva LM memiliki
kemiringan positif.
Logika
derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku
bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan
peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak
dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik. Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang
disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang
ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada kasus
kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan
bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga. Apabila seseorang
mengalami kenaikan pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk
membiayai kenaikan konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan
tersebut diperoleh dengan mengurangi kepemilikan aset
berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang merupakan salah satu wujud
tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik. Kenaikan
pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan konsumsi dan
peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga maupun uang.
Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan aset, justru
dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak ada mekanisme yang
menyebabkan kenaikan bunga.
Jika terjadi
kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai
keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi pasar
uang. Dengan demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan
kata lain, kurva LM tidak memiliki daya gravitasi. Ketidakseimbangan
permintaan dan penawaran uang yang ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan
tetap berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas
uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun jumlah uang tetap,
salah satu dari dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik atau
harga turun.
Dalam
perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara
negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat
imbal turun, orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity
cost turun. Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan
terjadi melalui proses pergantian portofolio kekayaan. Misal,
penurunan tingkat imbal pertanian mendorong orang untuk menjual tanah
pertanian sehingga harga jual dan sewa tanah pertanian turun.
Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian pada tingkat pendapatan
tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali naik.
Jika
kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak akan ada
kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak
terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan
uang tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk
menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara pendapatan dan
tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM
positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak
memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang dapat
menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.
B. Keseimbangan dalam fungsi Saving,
investment, dan income
Keseimbangan
di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure—AE)
sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari komponen
domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan
komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai
impor (NX = X—M).
Belanja
agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan
disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving)
dibentuk oleh dua komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan
swasta merupakan sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS
= Y – T – C). Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran karena
pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS = T – G).
Y = C + I + G
Y = C + S + T
C + S + T = C+ I + G
S + (T – G) = I
Dalam
perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi
permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat bunga akan
mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan nasional dan
investasi.
Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada
berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada
tingkat bunga yang berlaku. Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar
bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga
permintaan modal sama dengan pasokan.
Dalam panel
pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai kurva IS. Kurva ini mewakili
tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan dan investasi pada berbagai
tingkat pendapatan.
Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran modal dipengaruhi
secara positif oleh tingkat imbal harapan. Naiknya tingkat imbal harapan
yang disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan mendorong
perusahaan memperbesar pembelian barang-barang modal. Perusahaan akan mencari
modal untuk membiayai investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat
imbal harapan mendorong mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk
investasi sekalipun rasio bagi hasil tidak berubah.
Jika tingkat
imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan permintaan modal akan naik
secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif, elastisitas
penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat imbal
hanya berpengaruh kecil pada tabungan. Tabungan seseorang lebih banyak
dipengaruhi oleh pendapatannya. Akibatnya, selisih tabungan dan investasi
mengecil dan permintaan agregat meningkat.
Permintaan
dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi hasil. Penawaran
modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal harapan bagi
pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil akan
mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan
turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil
pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.
C. Uang dan Perekonomian
Masuknya uang dalam perekonomian
mengakibakan pembentukan keseimbangan umum pertumbuhan kompleks, meskipun pada
akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD = AS.
Dalam pembentukan Aggregate Demand,
ada dua keseimbangan pasar yang menentukan yaitu:[3]
1. Keseimbangan pasar uang
2. Keseimbangan pasar barang dan uang
Karena
nilai-nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan-ketentuan hukum syariah
tidak memperkenankan praktek-praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan
spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh
mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional
tidak sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam, sehingga
keberadaannya menjadi tidak ada dalam perekonomian yang menganut perspektif
Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam tidak
memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual sector-konsep IS-LM). Konsep
keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai sebuah keseimbangan satu sektoral
(single sector), dimana keseimbangan umumnya identik dengan keseimbangan pasar
riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas ekonomi akan tergambar
dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar barang dan jasa.
Dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil
didukung secara signifikan oleh sector investasi dan penyediaan uang, maka
kedua sector ini yang kemudian secara simultan dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan
umum ekonomi (dalam perspektif Islam). Sector investasi menjadi sector
pendukung aktifitas ekonomi riil yang begitu dominan perannya dalam corak
perekonomian kontemporer saat ini. Aktifitas ekonomi yang begitu rumit dengan
ruang lingkup yang cukup luas membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas
yang penting dalam perekonomian. Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan
lengkap jika tidak membahas keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai
medium of transaction. Urgensi dari keberadaan uang telah menjadi sebuah
keharusan bagi sistem ekonomi. Namun dalam Islam Uang tidak berperan lebih
besar kecuali sebagai alat pembayaran atau alat penyimpan nilai (kekayaan).
DAFTAR PUSTAKA
A.Karim Adiwarman. 2014. Ekonomi
Makro Islam, Cet. ke-7. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
http://bit.ly/fxzulu,
diakses pada tanggal (30 Desember 2015,
pukul 15: 45).
Huda
Nurul. 2009. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis. Jakarta: Kencana.